Kloter Kesembilan: 20 Orang Karyasiswa S2 Linkage Berangkat Ke Jepang

Pada tanggal 25 September 2019, Pusbindiklatren Bappenas memberangkatkan 20 orang Karyasiswa S2 Linkage ke Jepang yang terdiri dari delapan orang karyasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), tujuh orang karyasiswa Universitas Indonesia (UI), dua orang karyasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), dua orang karyasiswa Universitas Brawijaya (UB) dan satu orang karyasiswa Universitas Padjadjaran Bandung (UNPAD). Rencananya mereka  akan menempuh  pendidikan  di Jepang selama lebih kurang setahun.  Keduapuluh karyasiswa tersebut ditempatkan di GRIPS sebanyak 15 orang dan di Miyazaki University sebanyak  lima orang.

Salah satu karyasiswa, Muhammad Awaluddin Thamrin oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Utara ditugaskan pada unit kerja Dinas Perhubungan pada bagian Perencanaan dan Keuangan. Awaluddin Thamrin membuat proposal tesisnya dengan judul Analysis of Regional Public Transport Performance and Policies Impacts: Case Study in Ferry Port from North Buton Regency to Kendari Municipal. Yang bersangkutan mengambil studi kasus pada daerah tempatnya ditugaskan dengan daerah tempat kelahirannya. Karyasiswa ini memilih Miyazaki University sebagai tempat  belajar di Jepang sekaligus sebagai studi banding untuk kasus yang sama di Jepan. Dengan demikian karyasiswa ini  dapat mengetahui seperti apa kinerja dan kebijakan yang berlaku di Jepang. Pengalaman maupun pengetahuan yang diperolehnya akan sangat membantunya dalam membuat perencanaan khususnya dalam bidang transportasi antar pulau.  

Tekadnya yang begitu besar tidak membuat karyasiswa Mabrurotunnisa berputus asa untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik . Ia telah memutuskan memilih GRIPS sebagai tempat belajar di Jepang. Dengan jabatan terakhir sebagai Analis pada Subbid Koperasi, UKM, & Perdagangan Perindustrian di Bappedalitbang Pemerintah Kota Lubuklinggau, yang bersangkutan ingin mempelajari banyak hal terkait dengan upaya-upaya peningkatan sumber daya keuangan daerah dalam rangka pembangunan infrastruktur di daerahnya. Menurutnya, jalan terbaik untuk dapat merealisasikan atau menerapkan ilmu yang diperolehnya tersebut dengan jalan menyelesaikan pendidikan linkage ini dengan secepat mungkin dan kembali ke Indonesia dengan selamat.

Karyasiswa lainnya, Zania Ardianne, adalah seorang analis legislasi di bagian perundang-undangan pada Biro Hukum dan Hak Asasi Manusia Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Zania menyelesaikan pendidikan S1-nya dengan menyandang gelar Sarjana Hukum. Walau sebelumnya ada keinginan untuk melanjutkan S2 di bidang hukum juga, akan tetapi kabar tentang program beasiswa linkage dari Pusbindiklatren lebih cepat diperolehnya dan dengan segera memutuskan untuk mendaftarkan diri pada program ini. Hal yang menggembirakan buat Zania, tema proposal tesisnya masih berkaitan dengan bidang hukum seperti harapan sebelumnya.

Pusbindiklatren Bappenas masih tetap pada komitmen awal berupaya meningkatkan kompetensi ASN perencana maupun ASN yang akan ditempatkan di unit perencanaan dengan melaksanakan program diklat gelar dan non gelar. Salah satun program yang dijalankan saat ini adalah Program Professional Human Resources Development (PHRD) IV serta mendorong para penerima beasiswa Bappenas untuk mendapatkan manfaat lebih selain sertifikasi akademik yang dapat pula dijadikan sebagai nilai tambah dari keikutsertaannya dalam program Bappenas ini. Oleh karenanya, pihak Pusbindiklatren Bappenas mengharapkan kepada seluruh karyasiswa untuk berupaya belajar dengan maksimal dan menyelesaikan pendidikan tepat waktu dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan, baik yang telah ditetapkan oleh Pusbindiklatren maupun aturan dari pihak universitas di Jepang. (YTF)