Pada tanggal 29 September 2019, Pusbindiklatren Bappenas memberangkatkan 10 (sepuluh) orang Karyasiswa S2 Linkage ke Jepang yang terdiri dari empat orang karyasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), dua orang karyasiswa Universitas Indonesia (UI), dan empat orang karyasiswa Universitas Brawijaya (UB). Kesepuluh karyasiswa tersebut ditempatkan di Kobe University sebanyak enam orang dan di Tohoku University sebanyak empat orang. Rencananya mereka akan menempuh pendidikan di Jepang selama lebih kurang setahun.
Pucuk dicinta ulam tiba, demikian peribahasa yang pantas untuk mengungkapkan rasa senang Nurarifin asal Sumatera Barat, karyasiswa dari MEP UGM yang akan menimba ilmu di Kobe University ini. Sudah sejak lama ia memiliki minat belajar ke Jepang tetapi belum bisa terwujud, hingga pada akhirnya melalui program beasiswa linkage ini Nurarifin berhasil mewujudkan impiannya untuk belajar di Jepang. Harapannya, selain menempuh S2 linkage ini, ia pun berencana untuk bisa mengambil pendidikan S3-nya di Jepang juga. Menurutnya, Indonesia dan Jepang memiliki kesamaan yakni rawan akan bencana, terlebih daerah tempat tinggal Nurarifin termasuk dalam zona merah yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Ia pun ingin mengetahui bagaimana penduduk dan pemerintah Jepang mengantisipasi serta melakukan penanggulangan bencana belajar dari peristiwa bencana tahun 1995 silam.
Perbedaan bahasa antara Indonesia dan Jepang bukan masalah buat Perdani Budiarti Hayuningtyas. Karyasiswa ini berhasil mendapatkan nilai terbaik pada Basic Japan Language Training (BJLT). Karena penasaran dan keinginan yang kuat untuk menguasai bahasa asing, Perdani tetap berupaya mengasah kemampuannya di dalam penggunaan bahasa Jepang, terlebih budaya Jepang memiliki daya tarik tersendiri. Walaupun belum mengetahui bagaimana nantinya kehidupan di Jepang, tapi Perdani berharap perkuliahan dapat berjalan dengan lancar dan dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu.
Mewakili karyasiswa yang berangkat ke Jepang pada tahun ini, Sagitaningtyas Susanti Utami menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan serta bantuan dari pihak Pusbindiklatren Bappenas, sehingga seluruh karyasiswa dapat diberangkatkan guna menempuh perkuliahan di universitas terbaik di Jepang. Selain belajar, Sagitaningtyas yang bekerja pada Dinas Lingkungan Hidup ingin membangun jejaring kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pihak-pihak terkait di Jepang secara khusus yang concern atau fokus pada bidang lingkungan hidup. Sagitaningtyas Susanti Utami menambahkan, pergi ke Jepang bukan sekadar belajar akan tetapi menurutnya merupakan kesempatan besar di dalam membangun jaringan skala internasional baik sekedar berbagi informasi hingga pengenalan akan teknologi yang ramah lingkungan. Untuk itu, ia memutuskan untuk belajar di Tohoku University guna memperdalam ilmunya di bidang lingkungan hidup.
Lain halnya yang dialami oleh Erwan Wahyu Wibowo. Negeri Matahari Terbit ini sudah tidak asing lagi baginya. Kalau dulu dirinya datang ke Jepang sebagai turis, keberangkatan ke Jepang kali ini untuk mengembang tugas dan amanah yang dipercayakan kepadanya dalam rangka tugas belajar dari Pemerintah Kabupaten Pati. Harapannya, agar kuota jumlah penerima beasiswa untuk tiap daerah semakin ditingkatkan dari tahun ke tahun, karena momentum belajar ini merupakan kesempatan yang baik untuk meng-upgrade diri setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) secara khusus yang ada di daerah.
Kloter kesepuluh ini merupakan kloter karyasiswa terakhir yang diberangkatkan ke Jepang untuk menjalani pendidikan di sana. Pihak Pusbindiklatren merasa senang karena seluruh karyasiswa dapat berangkat sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan sebelumnya. (YTF)