Kegiatan Pemantauan Daring Karyasiswa PHRD IV Linkage Program Angkatan Tahun 2019

Pada tanggal 29 Maret 2020, Pusbindiklatren Bappenas mengadakan Kegiatan Pemantauan Daring dengan karyasiswa PHRD IV Linkage Program di Jepang angkatan tahun 2019. Kegiatan pemantauan daring tersebut dilakukan melalui media Zoom, agar tepat dapat menjalin komunikasi dengan karyasiswa di Jepang.

Dalam kegiatan pemantauan tersebut, Ketua Kelompok Kerja Pendidikan dan Pelatihan Pusbindiklatren, Ali Muharam, bersama dengan konsultan memaparkan kendala yang dialami karyasiswa selama menjalani perkuliahan serta perkembangan sistem pendidikan di Jepang selama masa pandemi Covid-19, berdasarkan data yang didapatkan dari website Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang (Monbukagakusho), dan juga dari hasil survei yang disebar kepada karyasiswa program linkage angkatan 2019.

Dari hasil survei yang disebar kepada karyasiswa, terdapat beberapa kendala dalam menjalani studi selama masa pandemi. Sebagai contoh, sejak awal pandemi Covid-19, sistem perkuliahan secara keseluruhan diterapkan dengan metode daring. Selama menjalani perkuliahan di Indonesia pada semester I dan II dengan metode daring, karyasiswa sangat terkendala dengan kualitas jaringan internet serta pemahaman terhadap pengoperasian software yang digunakan untuk perkuliahan. Di sisi lain, selama menjalani perkuliahan di Jepang pada semester III dan IV, selain kendala serupa, terdapat pula kendala dalam penyesuaian lingkungan dan kendala pengumpulan data.

Di sisi lain, dari data yang didapatkan melalui website Monbukagakusho, didapatkan informasi perkembangan sistem perkuliahan di universitas Jepang, khususnya pada universitas mitra yang bekerja sama dengan Pusbindiklatren pada program PHRD IV Linkage Program ini. Dari data tersebut diketahui bahwa ternyata sebagian besar universitas mitra di Jepang telah melakukan transformasi sistem perkuliahan dari sistem daring menjadi sistem hybrid atau sistem yang mengkombinasikan sistem belajar daring (online) dengan sistem belajar luring (offline). Saat ini, sistem hybrid dianggap sebagai metode perkuliahan yang paling efisien untuk diterapkan pada masa pandemi.

Untuk melaksanakan sistem perkuliahan hybrid, tentunya perlu adanya analisis dan persiapan yang matang. Oleh karena itu, selama pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, universitas di Jepang mulai menerapkan beberapa terobosan baru dalam pelaksanaan sistem perkuliahan hybrid.

Universitas Keio, sebagai contoh, telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam mempersiapkan kombinasi sistem perkuliahan daring dan luring, antara lain penerapan social distancing, jumlah mahasiswa yang hadir kurang dari setengah kapasitas ruang kelas, pengukuran suhu tubuh setiap kali memasuki kampus, menyediakan alkohol sebagai disinfektan di pintu masuk kelas dan berbagai fasilitas lainnya. Selain itu, pihak universitas juga mempersiapkan ruang belajar mandiri dengan lingkungan wifi agar mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan secara daring meskipun di kampus dan secara bertahap membuka fasilitas seperti ruang baca perpustakaan serta kafetaria mahasiswa. Universitas ini juga secara bertahap melakukan perbaikan dan peningkatan mutu program belajar yang disebut dengan “Good Practices Online Class“, beberapa mata kuliah ditawarkan dengan penerapan metode daring secara maksimal.

Dalam kegiatan pemantauan daring karyasiswa PHRD IV Linkage Program, karyasiswa juga menyampaikan secara langsung perkembangan dan kendala perkuliahan yang mereka jalani selama di Jepang. Dari pendapat yang diterima, terdapat karyasiswa yang menyampaikan bahwa meskipun perkuliahan dilaksanakan secara daring, mereka tidak mengalami kendala apa pun dan justru dirasa lebih praktis. Hal tersebut tidak hanya terjadi pada karyasiswa PHRD IV Linkage Program karena mayoritas mahasiswa di universitas tersebut adalah mahasiswa dari berbagai negara yang beberapa dari mereka masih harus mengikuti perkuliahan dari negara masing-masing. Di sisi lain, terdapat juga pendapat dari karyasiswa, adanya pembatasan akses menuju ke perpustakaan dan laboratorium membuat mereka terkendala dalam pengumpulan data.

Menutup kegiatan pemantauan ini, Ketua Kelompok Kerja Pendidikan dan Pelatihan Pusbindiklatren, Ali Muharam, menyampaikan pentingnya diadakan kegiatan seperti ini secara rutin, demi memantau perkembangan dan kendala yang dialami selama karyasiswa menjalani perkuliahan. Terlebih dengan diadakannya sistem pemantauan secara daring, jarak antara karyasiswa dengan pihak penyelenggara PHRD IV Linkage Program bukan lagi menjadi kendala. (YTF)