Menempuh studi di Graduate School of International Development (GSID), Nagoya University, yang merupakan salah satu universitas terbaik di Jepang, menjadi pengalaman berharga bagi dua orang karyasiswa penerima beasiswa PHRD IV program Master Reguler. Sejak awal kedatangan, dukungan kampus terasa hangat, terutama selama masa adaptasi pada dua semester awal. Karyasiswa didampingi tutor lokal berbahasa Jepang untuk membantu urusan administrasi, mulai dari pengurusan dokumen kependudukan hingga pendaftaran mata kuliah, sehingga proses penyesuaian berlangsung lebih lancar.
Kegiatan akademik karyasiswa didukung dengan fasilitas mumpuni seperti meja belajar pribadi, akses ke perpustakaan di setiap graduate school, hingga akses ke Perpustakaan Pusat Nagoya University yang lengkap dan nyaman. Kantin kampus menyediakan opsi makanan halal bagi karyasiswa Muslim. Melalui jaringan internet kampus, tersedia akses gratis ke berbagai jurnal internasional bereputasi tinggi, sehingga memperkuat proses riset dan studi literatur.
Sistem perkuliahan di Jepang memberikan pengalaman belajar yang kolaboratif dan mendalam. Seminar riset mingguan, yang merupakan mata kuliah wajib, menjadi ruang diskusi aktif di bawah supervisi seorang sensei. Karyasiswa mempresentasikan kemajuan riset dan menerima masukan konstruktif dari sesama peserta. Suasana ini mendorong pertukaran ide yang terbuka dan konstruktif, sehingga menciptakan iklim akademik yang dinamis dan saling membangun serta membuka cakrawala berpikir karyasiswa menjadi bertaraf global.
Selain sisi akademik, kehidupan di Jepang juga memperkenalkan nilai-nilai budaya yang berkesan. Budaya Omotenashi, yang berarti melayani dengan sepenuh hati, terlihat nyata dalam pelayanan publik yang tulus dan sigap membantu, bahkan untuk urusan administratif sehari-hari. Contoh sederhana, seperti pendampingan aktif dalam proses layanan publik menunjukkan karakter masyarakat Jepang yang hangat dan peduli. Salah satu pengalaman yang berkesan lainnya, adalah ketika harus mencari tempat penitipan anak. Meskipun tempat daycare di kecamatan tempat tinggal karyasiswa sudah penuh, petugas tidak sekadar memberikan informasi, melainkan secara aktif mencarikan alternatif di kecamatan lain. Pendekatan ini mencerminkan nilai pelayanan yang tulus, bukan hanya di sektor komersial seperti restoran dan hotel, tetapi juga dalam pelayanan publik yang menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung.
Pada awalnya, karyasiswa mengira masyarakat Jepang terkesan tertutup, terutama terhadap orang asing. Namun, pengalaman menunjukkan sebaliknya. Salah satu momen yang berkesan terjadi saat mereka berinteraksi dengan tetangga pemilik apartemen tempat tinggal mereka. Beliau sangat ramah dan peduli, terutama kepada anak yang masih kecil. Hal ini mungkin disebabkan beliau memiliki cucu yang seusia dengan anak dari salah seorang karyasiswa, sehingga beliau kerap menunjukkan perhatian, mulai dari memberikan jus saat anak sedang sakit, hingga memberi hadiah seperti pakaian, mainan, atau buah-buahan.
Suasana ramah juga terasa di lingkungan kampus. Para dosen dan teman-teman menunjukkan dukungan yang besar, bahkan ketika harus membawa anak ke kelas sebelum bisa masuk daycare. Kehadiran anak disambut dengan hangat, menciptakan suasana inklusif yang membuat peran sebagai ibu sekaligus mahasiswi dapat dijalani dengan nyaman dan penuh penerimaan.
Budaya reuse atau pemanfaatan barang bekas juga memberikan manfaat nyata. Terdapat Toko-toko barang bekas berkualitas menjual kebutuhan seperti pakaian musim dingin, buku, dan perlengkapan rumah tangga dengan harga terjangkau. Selain ekonomis, budaya ini mencerminkan kesadaran tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan.
Lingkungan tempat tinggal di Jepang terasa aman, tertib, dan bersih. Jalur pejalan kaki dan sepeda yang nyaman mendorong gaya hidup aktif. Transportasi umum sangat dapat diandalkan dengan jadwal yang tepat waktu dan rute yang jelas. Setiap musim menghadirkan keindahannya sendiri, namun suasana musim gugur dengan warna-warni momiji memberikan ketenangan dan pesona tersendiri di sekitar kampus.
Selama masa studi, karyasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik dan keterampilan riset, tetapi juga pembelajaran hidup tentang kedisiplinan, kepedulian, dan keberagaman budaya. Semua pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk masa depan, baik untuk pengembangan diri maupun untuk kontribusi ke depan dalam tugas dan peran profesional. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, kegiatan ini dapat mempererat jalinan hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang. (YTF)
Informasi lebih lanjut mengenai Graduate School of International Development, Nagoya University dapat diakses pada tautan berikut ini:
https://www4.gsid.nagoya-u.ac.jp/en/