Koordinasi & Silahturahmi Pusbindiklatren dengan Universitas Mitra Linkage di Jepang

Sebagaimana dengan namanya, program pendidikan Linkage dibawah Program Professional Human Resource Developmet (PHRD) IV melibatkan kerjasama universitas di Indonesia dengan universitas di Jepang. Dalam kunjungan ke Jepang kali ini, pihak Pusbindiklatren selain bertemu dengan karyasiswa juga menyambangi tiga universitas mitra yang menjalankan pendidikan linkage ini yaitu Kyoto University, Ritsumeikan University dan Kobe University.

Pada tanggal 01 November 2019 dilaksanakan pertemuan dengan pihak Kyoto University yang dilangsungkan di gedung Graduate School of Global Environmental Studies dan dihadiri oleh Dekan Graduate School of Global Environmental Studies Prof. Shinya Funakawa didampingi oleh Prof. Shigeo Fujii, Prof. Hirohide Kobayashi, Prof. Atsushi Takai, Prof. Kanto Nishikawa, serta Direktur Administrasi Atsuko Nagai dan staf administrasi Makoto Kawamura. Dari Pusbindiklatren hadir Kepala Pusbindiklatren, Kepala Bidang Penyelenggaraan Diklat Gelar, Kasubid Perencanaan Program Diklat serta tiga  orang peserta dari konsultan PT. Trippcons. Pertemuan dengan pihak Kyoto University dilakukan untuk membahas program double degree antara IPB dengan Kyoto University yang telah dimulai sejak tahun 2016 hingga sekarang. Sebelumnya, program double degree antara IPB dengan Kyoto University ini lebih bersifat pertukaran pelajar, karena dalam setiap tahunnya pihak Kyoto University pun mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di IPB selama setahun setelah mereka kuliah sebelumnya di Kyoto University.

Terkait hubungan kerjasama antara IPB dengan Kyoto University dalam skema linkage premium yang dibiayai oleh Pusbindiklatren Bappenas, Kepala Pusbindiklatren menyambut baik kerjasama ini dan berharap akan dilakukan pembahasan teknis antara Pusbindiklatren dengan pihak IPB untuk membahas keberangkatan batch pertama karyasiswa program linkage premium. Mengingat keterbatasan kapasitas, maka dalam skema kerjasama dengan IPB, alokasi karyasiswa linkage dari IPB hanya sekitar dua orang per tahunnya.

Keesokkan harinya, tanggal 2 November 2019, pertemuan dengan pihak Kobe University dilaksanakan di ruang kerja GSICS dihadiri oleh Kepala Pusbindiklatren, Kepala Bidang Penyelenggaraan Diklat Perencanaan Gelar, Kasubid Perencanaan dan Pengembangan Diklat,  Kaprodi MAP UGM, serta dua orang perwakilan dari konsultan.  Tim pemantauan dari Pusbindiklatren selain untuk melihat secara langsung perkembangan karyasiswa linkage di Kobe University, juga bertukar pandangan dengan pihak Kobe University tentang program pendidikan linkage.

Secara umum, Dekan GSICS Prof. Jun Mastunami, menyampaikan bahwa program linkage dengan universitas di Indonesia telah berjalan dengan cukup baik dan well-established, dan Kobe University telah meluluskan sekitar 70 karyasiswa linkage yang dijalin dengan universitas di Indonesia selama ini. Fakta terkini, Prof. Jun juga menyadari bahwa jumlah karyasiswa cenderung akan mengalami penurunan seiring dengan semakin dekatnya project closing Program PHRD IV. Kepala Prodi MAP UGM sebagai mitra Kobe University mengemukakan bahwa komunikasi dan diskusi antara pihak Kobe University dengan MAP UGM telah terjalin cukup baik, dan banyak karyasiswa MAP UGM yang dibimbing secara langsung oleh Prof. Mastsunami dengan hasil yang memuaskan.

Walaupun demikian, dalam penyelenggaraan kerjasama program linkage ini memiliki tantangan dan pihak Pusbindiklatren telah memberikan arahan kepada program studi (prodi) penyelenggara program linkage di Indonesia untuk senantiasa melakukan koordinasi dan komunikasi dengan partner university di Jepang termasuk saat terjadi perubahan nomenklatur mata kuliah maupun perubahan substansi mata kuliah agar hal ini tidak mengganggu kerjasama yang dijalin melalui program linkage

Isu lain yang dibahas dengan pihak Kobe University terkait dengan proses pemilihan universitas di Jepang yang banyak tergantung kepada beberapa faktor antara lain preferensi karyasiswa, distribusi penempatan karyasiswa, kesesuaian tesis dengan ketersediaan supervisor pada universitas di Jepang.  Untuk itu diperlukan upaya-upaya promosi dan pendekatan yang bersifat informatif bagi setiap universitas di Jepang yang ingin mendapatkan penilaian terbaik dari sisi penerimaan jumlah karyasiswa.  Prof. Matsunami mengemukakan bahwa dalam bulan November 2019 ini pihak Kobe University akan melakukan promosi di Indonesia, kemudian pada Februari 2020 akan melakukan interview terhadap calon karyasiswa linkage. Di sisi lain, Prof. Matsunami mengemukakan bahwa dibanding dengan universitas lain, jumlah karyasiswa linkage di Kobe University relatif stagnan, dan tidak mengalami fluktuasi. (YTF)