Tiga Karyasiswa Master Linkage PHRD IVMeraih Gelar di Ritsumeikan APU, Jepang

Foto: Tiga orang karyasiswa Master Linkage PHRD IV yang menjalani prosesi wisuda di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU)

Pada 19 September 2025, tiga karyasiswa Master Linkage PHRD IV berdiri gagah mengenakan toga yang melambangkan keberhasilan di panggung wisuda Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) di Beppu, Jepang. Momen ini adalah puncak dari perjalanan panjang mereka, penuh dengan kerja keras, disiplin, dan ketekunan, menaklukkan tantangan akademik sekaligus menjalani kehidupan di negeri Sakura. Toga yang disematkan bukan hanya simbol kelulusan, tetapi juga mencerminkan hasil dari perjuangan selama setahun mengikuti program linkage di Ritsumeikan APU.

APU di Beppu, dengan suasana multikulturalnya, bagaikan mozaik dunia. Mahasiswa dari berbagai penjuru negeri berkumpul, menjadikan setiap perkuliahan seperti forum global yang kaya akan perspektif. Perdebatan akademik berlangsung dinamis, ide-ide saling bersinggungan, dan pertemanan lintas bangsa terjalin begitu alami. Para karyasiswa dari Indonesia pun larut dalam pusaran global ini, mengasah gagasan di ruang kelas sambil menyerap nilai-nilai keberagaman di kehidupan sehari-hari.

Momen wisuda menjadi puncak yang membahagiakan. Di balik senyum lega di hari wisuda, tersimpan kisah perjuangan yang tak ringan. malam-malam panjang menyusun laporan penelitian, diskusi maraton bersama profesor, dan upaya menjaga semangat di tengah kerinduan pada keluarga di tanah air. Wisuda ini bukan sekedar tentang gelar, namun juga tentang pelajaran dan sudut pandang. Pendidikan bukan hanya soal ilmu, melainkan juga tentang ketahanan, keberanian, dan kemampuan untuk melihat dunia dari banyak jendela.

Keberhasilan ini membawa makna lebih luas bagi program PHRD IV. Program Master Linkage PHRD IV memang dirancang untuk menghasilkan tenaga perencana yang siap membangun negeri dengan perspektif global. Apa yang dipelajari di APU, baik dari kelas, interaksi multikultural, maupun kehidupan sehari-hari, akan kembali dibawa pulang untuk memperkuat kebijakan perencanaan dan pembangunan di tanah air.

Wisuda tiga karyasiswa ini sekaligus menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah jembatan. Jembatan yang menghubungkan pengalaman lokal dengan wawasan global. Jembatan yang menghubungkan semangat pribadi dengan kepentingan masyarakat. Jembatan yang memastikan langkah-langkah kecil hari ini dapat memberi dampak besar bagi masa depan Indonesia.

Momen ini tidak hanya sebuah akhir dari perjalanan studi, melainkan awal dari kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat. Dengan semangat dan pengalaman yang dibawa pulang, karyasiswa diharapkan mampu menjadi motor perubahan dalam menciptakan perencanaan pembangunan yang lebih inovatif, berkelanjutan, dan berpandangan jauh ke depan. (YTF)