Pada tanggal 14 November 2023, delegasi Kementerian PPN/Bappenas yang terdiri dari Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP (Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas), Priyanto Rohmatullah, SE, MA (Direktur Aparatur Negara dan Transformasi Birokrasi), Wignyo Adiyoso, S.Sos, MA, Ph.D (Kepala Pusbindiklatren), beserta Tim Pusbindiklatrendan Konsultan PT. Trippcons Internasional mengadakan Monitoring and Evaluation (Monev) terhadap 2 orang peserta On the Job Training (OJT) di Hiroshima University, yaitu lrlandi Paradizsa Dirja dan Tiurma Melissa Rakhel.
Pada kesempatan tersebut, lrlandi Paradizsa Dirja mempresentasikan progress pelatihan dengan membawakan tema “Casual Inferen Method for Evidence Based Planning.” Dalam paparannya, Irlandi mengungkapkan bahwa perencanaan berbasis bukti (Evidence Based Planning) adalah perencanaan yang menggunakan kajian dan penelitian yang menunjukkan hubungan sebab akibat, dan bukan sekedar korelasi antara kebijakan terhadap hasil.
Adapun yang menjadi kesulitan dalam menjalankan eksperimen ini, yang utama adalah besarnya biaya yang dikeluarkan. Hal ini menyebabkan eksperimen ini sulit untuk diterapkan. Dikhawatirkan eksperimen ini dirasa tidak etis untuk diterapkan karena membagi orang antara treatment dan control. Oleh karena itu, untuk mengetahui hasil seumur hidup dari eksperimen tersebut, diperlukan variabel proksi. Contohnya, eksperimen dampak asuransi terhadap kematian akibat serangan jantung dapat diproksi dengan kadar kolesterol.
Irlandi juga memaparkan adanya kemungkinan menjalankan perencanaan berbasis bukti (Evidence Based Planning) di kementerian PPN/Bappenas untuk beberapa bidang. Misalnya, Pemutakhiran materi Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Tata Cara Perencanaan Rencana Kerja Tahunan Nasional (RKP), Standard Operational Procedure (SOP) Penerapan Perencanaan Berbasis Bukti (Evidence Based Planning), Pedoman Penerapan Metode Inferensi Kausal pada Perencanaan Berbasis Bukti di Kementerian, Update Implementasi Peran Kementerian sebagai Development Enabler, dan lain-lain.
Sementara itu, Tiurma Melissa Rakhel memaparkan tahapan penelitian secara terperinci, baik selama menjalani program OJT di Hiroshima University, maupun pasca mengikuti program OJT ini. Pada bulan pertama Tiurma akan mengikuti pembelajaran metode baru / Pembelajaran Causal Inference, serta mengidentifikasi 5 item kunci untuk topik penelitian. Pada bulan kedua, Tiurma akan fofkus pada mengumpulkan data dan mempelajari cara mengolah data menggunakan aplikasi. Pada bulan ketiga, Tiurma mulai menganalisis data dengan aplikasi Stata, serta menafsirkan data tersebut.
Pasca mengikuti kegiatan OJT, Tiurma menargetkan akan menjalani 5 tahapan. Tahapan tersebut adalah penyusunan awal, tinjauan sejawat, penyuntingan dan revisi, penyusunan akhir hingga penyerahan ke jurnal yang merupakan target luaran kegiatan OJT ini. (YTF)