Delegasi Kementerian PPN/Bappenas yang terdiri dari Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP (Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas), Priyanto Rohmatullah, SE, MA (Direktur Aparatur Negara dan Transformasi Birokrasi), Wignyo Adiyoso, S.Sos, MA, Ph.D (Kepala Pusbindiklatren) beserta Tim Pusbindiklatren Kementerian PPN/Bappenas dan Konsultan PT. Trippcons Internasional, mengadakan pertemuan dengan Profesor Yuichiro Yoshida, Profesor Daisaku Goto, beserta jajaran di Graduate School for International Development and Cooperation, Hiroshima University pada tanggal 14 November 2023
Dalam sambutannya, Profesor Yoshida menyampaikan bahwa Hiroshima University merupakan mitra kerja sama yang telah cukup lama dan erat dengan Indonesia, secara khusus dengan Kementerian PPN/ Bappenas. Sejak awal, Hiroshima University menawarkan lingkungan penelitian serta pengajaran yang sangat unik dan penting kepada birokrat yang lebih luas. Keunikan lain dari Hiroshima University adalah adanya penerapan sistem pendidikan interdisipliner dan transdisipliner, yang mana salah satunya adalah mengubah konsentrasi bidang dari humaniora dan ilmu sosial menjadi Smart Society.
Mengamini sambutan dari Prof Yoshida, Taufik Hanafi menyampaikan bahwa Kementerian PPN/Bappenas memiliki kemitraan yang kuat dan panjang dengan Hiroshima University. Bahkan sejumlah pejabat di Kementerian PPN/Bappenas merupakan alumni dari Hiroshima University, diantaranya adalah Jarot Indarto, SP, MT, MSc, Ph.D. (Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air), serta Erik Armundito, ST, MT, Ph.D., (Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan). Melanjutkan sambutannya, Taufik berharap dapat melanjutkan kemitraan di masa depan, terlebih, akan ada beberapa kandidat yang memiliki ketertarikan untuk melanjutkan studi dengan skema Master Linkage di Hiroshima University. “Saat ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional-Bappenas sudah mempersiapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045. Berhubung tahun 2045 merupakan tahun yang sangat penting bagi Indonesia karena merupakan tahun peringatan 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.” ucapnya.
Pada akhir sambutannya, Taufik Hanafi menjelaskan, “Salah satu elemen penting dan strategis dalam rencana pembangunan jangka panjang adalah penguatan sumber daya manusia. Maka sejalan dengan kebijakan nasional, Kementerian PPN/Bappenas ingin memperkuat kapasitas sumber daya manusia di tingkat nasional dan juga daerah. Oleh karena itu kementerian ini juga menggalakkan sejumlah program, khususnya penguatan kapasitas ASN di tingkat nasional dan juga daerah. Beliau berharap, Kementerian PPN/Bappenas dapat bekerja sama dan berkolaborasi mewujudkan program tersebut, salah satunya melalui program Master Linkage.”
Sementara itu, Wignyo Adiyoso menjelaskan bahwa Hiroshima University telah banyak berkontribusi menghasilkan lulusan program Master Linkage melalui skema kerja sama program PHRD IV. Tahun 2024 mendatang pun, Tim Pusbindiklatren akan turut mengundang Hiroshima University untuk melaksanakan interview terhadap kandidat karyasiswa program Master Linkage berikutnya di universitas tersebut.
Namun, Wignyo menyampaikan bahwa pelaksanaan program Master Linkage ke depannya melalui skema yang berbeda. Skema program DXHR (Development of Exhaustive Human Resources) akan diwujudkan melalui Linkage Master Program yang akan dilaksanakan melalui skema cost-sharing antara Kementerian PPN/Bappenas dan JICA. Nantinya, peserta program ini akan melanjutkan studi Master tahun pertama di Indonesia yang dibiayai oleh Bappenas, dan 1 tahun berikutnya akan dilaksanakan di salah satu universitas mitra Jepang dengan biaya dari JICA.
Wignyo mengapresiasi hubungan kerja sama yang baik dari Profesor Yoshida, Profesor Goto, beserta jajarannya dalam membimbing dua orang peserta OJT. Bidang penelitian peserta OJT tersebut berkaitan dengan Metode Kasual Inferen terhadap Kebijakan Berbasis Bukti (Casual Inferen Method for Evidence Based Planning). “Kebijakan berbasis bukti menjadi sangat penting di Indonesia sebagai bagian dari akuntabilitas pemerintah karena setiap kebijakan yang dirumuskan harus diambil berdasarkan bukti yang kuat. Jadi itu sebabnya sekarang masyarakat menjadi lebih kritis dan mengapa kebijakan seperti itu perlu dilakukan.” imbuhnya. Selain itu, Wignyo juga turut memperkenalkan adanya rancangan kegiatan baru yang disebut dengan Project SMART yang terselenggara melalui kerja sama Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas dengan JICA
Profesor Yoshida dan Profesor Goto menyambut baik adanya rencana pelaksanaan program DXHR ke depannya. Hiroshima University tentunya tetap akan menjadi mitra kerja sama yang baik di dalam menjalankan rencana strategis di dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui program pendidikan. (YTF)